Perdana Menteri Eswatini, Ambrose Dlamini meninggal dunia di usia 52 tahun, Senin (14/12/2020), setelah dinyatakan positif Covid 19 sebulan yang lalu. Ambrose Dlamini meninggal dunia setelah dirinya dipindahkan ke salah satu rumah sakit di Afrika Selatan pada 1 Desember 2020 lalu. Dengan kematian Ambrose Dlamini, dirinya menjadi pemimpin negara pertama yang meninggal dunia karena Covid 19.
"Yang Mulia telah memerintahkan agar saya memberi tahu dunia tentang kesedihan atas meninggalnya Yang Mulia Perdana Menteri Ambrose Mandvulo Dlamini," ujar Wakil Perdana Menteri Themba Masuku, dikutip dari Reuters. "Yang Mulia meninggal sore ini saat menjalani perawatan medis di sebuah rumah sakit di Afrika Selatan," lanjutnya. Ambrose Dlamini dipindah di salah satu rumah sakit di Afrika Selatan untuk mempercepat pemulihannya dari Covid 19.
Saat itu, kata Masuku, Dlamini dalam keadaan stabil dan merespon pengobatan dengan baik. Dlamini diangkat sebagai perdana menteri pada November 2018, menyusul posisinya sebagai CEO MTN Eswatini. Ia telah bekerja di industri perbankan selama lebih dari 18 tahun, termasuk sebagai direktur utama Eswatini, Nedbank Limited.
Negara di Afrika Selatan itu berpenduduk sekitar 1,2 juta orang, mencatat 6.768 kasus positif virus corona, dengan 127 kematian yang dikonfirmasi, menurut kementerian kesehatan. Perdana Menteri Eswatini, Ambrose Dlamini awalnya dinyatakan positif Covid 19 sejak 23 November 2020 dengan gejala ringan. Juru bicara pemerintah, Sabelo Dlamini mengatakan, sejak dinyatakan positif Covid 19, Ambrose Dlamini direkomendasikan untuk dirawat di rumah sakit.
"Dokter sejak itu merekomendasikan agar dia dirawat di rumah sakit untuk pemantauan dan penyembuhan," kata Sabelo Dlamini, dikutip dari IOL News. Ambrose Dlamini pada seminggu sebelum dinyatakan positif Covid 19, dirinya sudah melakukan isolasi secara mandiri di rumahnya. Pada saat itu, dia mengatakan bahwa dirinya tidak menunjukkan gejala dan merasa sehat.
Pada 21 November 2020, Ambrose Dlamini sempat meminta masyarakat di Eswatini dan seluruh dunia, untuk mengirimkan pesan dukungan kepada mereka yang diisolasi atau di rumah sakit karena virus corona. "Setelah mengalaminya sendiri, saya dapat memberi tahu Anda bahwa dukungan dari keluarga, teman, dan dari siapa pun benar benar membuat perbedaan besar bagi moral dan perasaan sejahtera Anda," katanya.